STAI Al Fithrah—16 September 2023 – Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag, menghadiri Stadium General dan launching Program Studi Baru ke Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Fithrah Surabaya. Program Studi Baru ini adalah Komunikasi dan Penyiaran Islam & Hukum Keluarga Islam. Acara Stadium General ini diadakan untuk menguatkan pengetahuan mahasiswa dari moderasi beragama dan relasi tentang pengetahuan sufisme. Stadium General ini juga dihadiri oleh seluruh mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan di kampus STAI Al Fithrah Surabaya. Dengan mengangkat tema “Formulasi Sufisme Sebagai Pijakan Moderasi Beragama dan Bernegara”.
Selanjutnya Dr. H. Rosidi, S.Pd.I., M.Fil.I. selaku ketua STAI Al Fithrah menyambut baik kedatangan Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag, dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa ini adalah “min fadli robbi”, sebuah kehormatan bagi kita semua didatangai oleh orang hebat seperti Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. beliau adalah seorang santri yang bisa menjadi contoh kesuksesannya untuk kita semua.
Dalam acara stadium general Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag, berusaha menyelasarkan sufisme sebagai pijakan moderasi beragama dan berbangsa. Stadium general berjalan dengan meriah hal ini ditandai dengan antusias para mahasiswa mencatat poin-poin penting yang di sampaikan oleh beliau. Bahkan dalam penyampaian materi tersebut Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi memberikan pemahaman pada mahasiswa dan dosen tentang “ilmu tasawuf adalah ilmu yang dilakukan, bukan diomongkan, karena bahasa manusia terbatas untuk menjelaskan ilahiyah”. Tasawuf menjadikan sebuah pengalaman spiritual yang tunggal, meskipun istilahnya banyak, seperti pengalaman trans jatuh cinta kepada tuhan. Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi memberikan titik temu dalam stadium general tersebut “Tasawuf ilmu yang sedahsyat itu untuk apa jika tidak membawa atsar dalam kehidupan nyata, dengan menyeimbangkan akal dan qolbu”.
Disisi lain beliau juga bercerita tentang perjuangan hidup sebelum dan setelah menjadi dosen. Bahwa dulunya pernah broken heart karena putus dengan pacarnya lantaran dinikahkan oleh orang tuanya bersama orang lain tetapi hal ini tidak menjadikan beliau berputus asa. Karena beliau percaya bahwa “di belakang laki-laki sukses ada mantan yang menyesal”. Kata-kata ini seharusnya bisa mendorong mahasiswa dan dosen untuk semangat dalam belajar dan mengamalkan ilmu, karena menikah itu bukan perkara IPK 3,5 tetapi soal tanggung jawab.
Terakhir beliau juga memberikan motivasi untuk kampus STAI Al Fithrah “jangan hanya berhenti menjadi Institut tapi harus menjadi universitas” itulah yang diharapkan oleh prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag dalam stadium general di kampus Al Fithrah. Asahlah otak dengan belajar asah hati dengan berzikiri. (MM)
# Hukum Keluarga Islam
# Komunikasi & Penyiaran Islam