Forum bergensi tahunan yang diselenggarakan oleh Kemenag RI. Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) tahun 2022 kali ini terasa istimewa. STAI Al Fithrah Surabaya meloloskan tiga dosen sekaligus, yakni Dr. Chafid Wahyudi, M.Fil.I., Abdulloh Hanif, M.Ag., dan Abdul Mun’im Cholil, M.Ag,, Ini menjadi awal perkembangan yang luar biasa bagi STAI Al Fithrah. Di tahun-tahun sebelumnya, hanya ada satu sampai dua dosen saja yang berhasil ikut serta dalam agenda internasional tersebut.
AICIS 2022 kali ini digelar di dua tempat yakni di Lombok pada tanggal 20-22 Oktober dan Bali tanggal 1-4 November. Melalui tema besar “Future religion in G20: Digital Transformation, Knowledge management, and social resilience”, AICIS tahun ini ingin menempatkan agama dalam ruang digital. Ini menjadi kebutuhan transformasi agama di era saat ini untuk dapat bertahan di tengah-tengah masyarakat.
Aicis – Indonesia Memiliki Sumber Daya Besar Untuk Menjadi Rujukan Islam Internasional
Dari tema besar itu, tiga dosen STAI Al Fithrah mengusung tema yang berbeda-beda yang dipresentasikan pada pararel sesion. Dr. Chafid Wahyudi, M.Fil.I. yang menjadi Chair berkolaborasi dengan peserta lainnya mengusung judul besar “Performing Islam in The Digital Age: Moral Discourse, Adaptation and Local Wisdom”. Tema ini ingin menunjukkan konektivitas digital dalam kehidupan keagamaan Islam pada tataran moral malalui diskursus serta adaptasi dalam bingkai kearifan lokal.
Sedangkan kelompok Abdulloh Hanif, M.Ag. mengusung tema besar. Bertajuk “Lived Islam in Digital Platform: In Tension Between Turats’s Apologetic Paradigm and Modern Pragmatic Needs”. Tema ini ingin menjelaskan benturan antara praktik keagamaan tradisional dengan kebutuhan eksistensi di dunia maya.
Yang terakhir kelompok Abdul Mun’im Cholil, M.Ag. mengangkat tajuk “Din Al-Mujtama’ Ar-Raqmi; Dzahiratut Tadayyun fi Ashri Metaverse (Agama Masyarakat Digital: Fenomena Beragama di Era Metaverse)”. Tema ini menyingkap agama masyakarat digital dan peran agama dalam menanggapi berbagai fenomena dalam konteks metaverse.
Tentu dari sekian tema yang diusung oleh ketiga staff pengajar STAI Al Fithrah tersebut. Diharapkan dapat memberi wacana baru dalam merespon fenomena keagamaan di tengah masyarakat digital. Senada dengan menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki sumber daya besar untuk menjadi rujukan Islam internasional. Di mata dunia, Indonesia banyak berperan sukses dalam kerja-kerja global, baik di forum PBB, OKI, ASEAN, G-20, dan lainnya. Apalagi Indonesia belakangan ini telah menjadi salah satu role model negara demokrasi yang mampu mengelola masyarakat multikultural.