metode dakwah rahmatan lil alamin

Dosen IAT STAI Al Fithrah Perkuat Metode Dakwah Rahmatan Lil Alamin Bagi Da’i Di Jawa Timur

3 minutes, 10 seconds Read

Kamis 18 mei 2023 Dr. Fathur Rozi, M.H.I kembali perkuat metode dakwah berupa khutbah dan ceramah untuk kontra narasi ekstrimis melalu kegiatan training advance yang di selenggarakan oleh Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, 17-19 Mei 2023. Yang dihadiri oleh 20 ustdaz dan ustdazah perwakilan pondok pesantren se Jawa Timur.

Dalam kesempatan itu pak Rozi (panggilan) sebagai narasumber menyampaikan metode dakwah berupa khutbah atau ceramah dengan mengutip pendapat ulama Nusantara KH. Ihsan bin Dahlan Kediri bahwa dalam melakukan dakwah terdapat tiga cara yang bisa di fungsikan oleh para da’i yaitu : pertama, Metode ulama masyriq, sebagian ulama Mesir dan minoritas ulama Syam : khutbah disampaikan dengan penuh irama, dengan suara pelan dan lemah lembut, tidak menakutkan. Metode yang kedua adalah metode atau cara yang dilakukan oleh mayoritas ulama Mesir dan sebagian ulama Syam : Kombinasi antara nagham (berirama) dan tahqiq (bersuara jelas tanpa irama). Sesekali khatib menyampaikan khutbahnya dengan datar, sesekali ia menyampaikannya dengan nada dan penuh irama. Metode yang ketiga adalah metode yang dilakukan oleh mayoritas ulama Syam : Cara yang ketiga ini dilakukan dengan suara yang tegas dan keras, dengan intonasi lantang yang dapat menggetarkan jiwa para pendengarnya.

Pak Rozi menyampaikan pentingnya berkhutbah atau ceramah sesuai dengan tingkat pemahaman masyarakat beliau mengutip maqalah ” خاطبوا الناس على قدر عقولهم “ sampaikan khutbah atau ceramah sesuai dengan kemampuan berfikir manusia. Begitu juga dengan anjuran dari sayyidina Ali Karromallah Wajhah: Bebicaralah kepada orang dengan apa yang mereka ketahui dan pahami, karena kalau tidak apakah kamu mau mereka mendustakan Allah dan Rasulnya?. Dosen STAI itu menggaris bawahi kepada para ustdaz dan ustdzah agar mereka bisa menyampaikan dakwah sesuai dengan kemampuan dan keberadaan masyarakat yang mereka hadapi.

Unsur penting dari seorang da’i adalah apa yang disampaikan adalah sesuatu yang muncul dari dirinya, karena segala sesuatu yang muncul dari hati seseorang akan diterima oleh hati orang lain (كل ماخرج من القلب وقع في القب), tidak ikut-ikutan dengan metode ceramah orang lain yang mungkin tidak jika ia gunakan. Dari tiga metode ceramah yang disampaikan oleh Syaikh Ihsan Kediri itu kita bisa memilih salah satu yang sesuai dengan kondisi dan situasi dilingkungan kita, bisa lembut, kombinasi antara lembut dan keras, bisa dari awal sampai akhir dengan suara keras, tegas dan lugas.

Setelah materi metode dakwah disampaikan pak rozi menyampaikan pentingnya retorika yang digunakan oleh seorang da’i, bahasa yang jelas, tegas, tepat dan indah merupakan alat untuk mepengaruhi peserta atau jama’ah dalam menerima kandungan dakwah yang disampaiakan. Alat retorika itu yang dalam pesantren terkenal dengan ilmu balaghah, ilmu seni yang berhubungan dengan kejelasan (Bayan), Ketepatan (ma’aani) dan keindahan (Badi’) dalam ungkapan Bahasa tulis atau lisan. Pentinganya pemilihan kata-kata, dan narasi merupakan salah satu alat penentu untuk sebuah dakwah diterima atau di tolak. Sehingga seorang da’i tidak boleh lepas dari ilmu balghah ini.

metode dakwah dosen stai al fithrah


Di akhir sesi pemateri (Pak Rozi) menyampaikan pentingnya melakukan gerakan kotra narasi ekstrimis. Karena narasi ekstrim baik di media sosial atau melalui khutbah dan cermah akan merusak dan memporak porandakan keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa indonesia, berapa banyak bom bunuh diri atas nama agama, teror atas nama agama yang baru-baru ini juga terjadi disurabaya merenggut nyawa tak bersalah. Oleh karenanya kita sebaga manusi dituntut untuk memiki kepedulian antara satu dengan yang lain, saling tolong menolong dalam kebaikan sehingga ancaman terorisme dan narasi eksrimis bisa kita hindari melalui khutbah dan ceramah kontra narasi ekstrimis.

Seblaum melakukan khutbah dan ceramah kontra narasi maka seorang da’i harus mengetahui lima hal yang terdapat dalam narasi ekstrimis, yaitu kenali peristiwa konflik, kenali narasi induk, kenali alat retorika dan kenali framing konflik. Setelah seorang da’i pamah betul dengan lima hal diatas maka selanjutnya seorang da’i membuat atau menyusun ceramah kontra narasi ekstrimis dengan melalui empat langkah strategis yaitu melakukan refreming konflik, melakukan kontra analogi, melakukan kontra tujuan setrategis dan menyiapkan gaya retoris yang lebih memikat.

Kamis 18 Mei 2023
Dosen IAT STAI AL FITHRAH

author

Al-Fithrah

Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya. Mendalamkan Spiritualitas Meluaskan Intelektualitas.

Similar Posts