Leadership and Development Course (LDC) 2025 Institut Al Fithrah

3 minutes, 41 seconds Read

Surabaya, 21 Juni 2025 — Leadership and Development Course (LDC) 2025 resmi dimulai dengan semangat tinggi dari seluruh peserta. Dirancang sebagai program kepemimpinan tahunan, acara ini pada mulanya bernama Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Mahir Tingkat Dasar (LKMMTD) lalu, para alumni LKMMTD yang merupakan panitia tahun ini memodifikasi namanya menjadi LDC seperti yang kita kenal sekarang. Acara ini juga berkomitmen untuk mencetak calon-calon pemimpin mahasiswa yang adaptif, visioner, dan menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak mulia.

Hari pertama dimulai pukul 09.00 WIB dengan proses penjemputan peserta dari pondok menuju lokasi acara di Auditorium Lantai 4 Kampus IAF. Proses registrasi berlangsung tertib dan efisien, dipandu oleh saudari Halimatus Sa’diyah dan Durrotun Nasiha dari Divisi Acara yang dengan ramah menyambut peserta satu per satu.
Setelah seluruh peserta berkumpul, acara resmi dibuka oleh Master of Ceremony. Suasana berubah hening dan penuh kekhidmatan saat sesi tawassul, istighotsah, sholawat Fii Hubbi, serta pembacaan doa dipimpin oleh Ahmad Syathori, M.Fil.I. Momen ini menjadi pembuka yang menyatukan semangat spiritualitas dengan semangat kepemimpinan.

Keharuan berganti semangat ketika peserta bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne IAF yang dipimpin oleh dirigen Millatina Hanifah. Tiga sambutan berturut-turut dari Ketua Pelaksana Andien Imel Julya, Presiden BEM IAF Sitti Sofiyah, dan Rektor IAF Dr. H. Abdur Rosyid, M.Fil.I menguatkan kembali pentingnya pengembangan jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab dan solutif bagi mahasiswa sebagai calon pemimpin umat dan bangsa.
Panitia acara, Aziz dan Mei memperkenalkan konsep dasar LDC serta kontrak peserta sebagai bentuk komitmen selama mengikuti pelatihan. Kontrak ini mencakup hak dan kewajiban, struktur kegiatan, serta arah pengembangan diri yang ditargetkan. Ini menjadi titik awal untuk memahami pentingnya keterlibatan aktif dan kesungguhan peserta selama proses berlangsung.

Materi 1: Menelusuri Akar dan Evolusi Kepemimpinan
Materi pertama bertema “Berpikir Kritis, Kreatif, dan Inovatif dalam Berorganisasi” disampaikan oleh Syamsudin, M.Pd. Dalam penyampaiannya, beliau mengulas berbagai teori kepemimpinan dari masa ke masa:
• Great Man Theory: Pemimpin dilahirkan, bukan dibentuk. Namun, teori ini dianggap tidak universal karena tidak semua “anak hebat” menjadi pemimpin.
• Trait Theory: Menekankan pada karakteristik pribadi seperti kecerdasan dan imajinasi tinggi. Namun tetap tidak menjamin efektivitas kepemimpinan.
• Situational/Contingency Theory: Kepemimpinan dipengaruhi situasi, pengalaman, dan kemampuan beradaptasi.
• Transactional vs. Transformational Leadership: Pemimpin transaksional fokus pada imbal jasa dan kontrol, sedangkan pemimpin transformasional menekankan pada visi, keteladanan, dan perhatian individual.

Dalam sesi tanya jawab, terdapat beberapa Mahasiswa dan salah satunya yaitu Qurdi Ardiansyah Mahasiswa Angkatan 2024 yang mempertanyakan tentang perbedaan antara pemimpin dan Bos, serta pentingnya memberi perintah atau menjadi teladan. Syamsudin, M.Pd menjawab selaku pemateri, bahwa menjadi teladan adalah bentuk kepemimpinan yang paling efektif. Sebagai penutup, beliau memberikan pesan inspiratif, “Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bandingkan dirimu hari ini dengan dirimu kemarin, dan teruslah berkembang.”
Peserta kemudian dibagi ke dalam 10 kelompok kecil berisi 10–11 orang. Masing-masing kelompok membuat nama dan jargon sebagai bentuk identitas serta kekompakan tim. Panitia juga memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk menyusun proposal program kerja mencakup aspek administrasi, keuangan, dan kesekretariatan, yang akan dikumpulkan di akhir sesi LDC.

Materi 2: Menyusun Rencana Kerja dan Kepanitiaan yang Strategis
Materi kedua bertema “Penjabaran Rencana Kerja dan Kepanitiaan” disampaikan oleh Abdus Somad, S.Ag. salah satu alumni Mahasiswa IAF Beliau menekankan pentingnya menyelaraskan visi, misi, dan struktur keanggotaan dalam sebuah organisasi. Ia menjelaskan peran penting Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) dalam kegiatan. SC dianalogikan sebagai MPR dalam sistem pemerintahan—berfungsi menyusun program dan mengevaluasi jalannya kegiatan. SC harus punya ekspektasi terhadap kemajuan organisasi melalui program kerja yang terukur.
Beliau juga menyoroti pentingnya penempatan anggota sesuai kompetensi. Jika ditemukan anggota yang tidak cocok dengan posisi, maka perlu dilakukan reshuffle. Selain itu, organisasi mahasiswa seharusnya memiliki jenjang karier struktural: dari anggota menjadi koordinator, dan seterusnya. Diakhir materi pemateri meminta peserta untuk menganalisis visi, misi, dan program kerja organisasi masing-masing, mengevaluasi jika tidak relevan, atau menggunakan metode SWOT jika masih sesuai. (hal ini mencangkup pada tugas diakhir pelatihan)
Materi 3: Administrasi dan Pengembangan Program Kerja

Sesi terakhir diisi oleh Sitti Sofiyah dan Andien Imel Julya dengan topik “Administrasi dan Pengembangan Program Kerja”. Materi ini menekankan pentingnya sistem administrasi yang rapi, transparan, dan akuntabel. Disampaikan 5 prinsip utama administrasi organisasi:

  1. Transparansi
  2. Akuntabilitas
  3. Efisiensi
  4. Pemisahan tugas (misalnya antara ketua pelaksana dan bendahara)
  5. Pelaporan berkala
    Sitti Sofiyah menegaskan bahwa keuangan organisasi adalah amanah yang harus di pertanggungjawabkan hingga ke detail terkecil. Sementara itu, Andien mengulas prinsip kesekretariatan modern: keteraturan, digitalisasi, ketepatan, kecepatan, dan kerahasiaan. Ia menjelaskan secara teknis bagaimana menyusun surat menyurat resmi dalam organisasi mahasiswa.
    Acara hari pertama ditutup pada pukul 15.21 WIB dengan pembacaan doa penutup oleh Ibrahim, dilanjutkan sesi foto bersama seluruh peserta, panitia, dan narasumber.

author

Kampus Al Fithrah

Institut Al Fithrah Surabaya. Mendalamkan Spiritualitas Meluaskan Intelektualitas.

Similar Posts