Sabtu, 13 Juli 2024, HIMAPRODI IAT Institut AlFithrah (IAF) Surabaya, kembali melaksanakan forum diskusi rutinan yang dikenal dengan sebutan DTT (Diskusi Tematik Tafsir) yang juga kajian ini merupakan kajian penutup atau kajian terakhir periode ini. Pada pertemuan yang kesekian kalinya, HIMAPRODI IAT Institut Al Fithrah Surabaya, mengangkat sebuah pembahasan dengan tema“Hifdzul Lisan Dalam al-Qur’an(Studi Interpretasi Surat al-Ahzab : 70-71 Dalam Kitab Tafsir al-Munir)”.
Ayat 70-71 surah al-Ahzab disini dibahas secara meluas, seperti bagaimana cara manusia menjaga lisan dalam berbicara, agar perkataannya tidak menyakiti lawan bicaranya. Acara tersebut dibawakan oleh Saudara Faiksan selaku Presentator, dan Saudara Muzakki Ridwan selaku Moderator, dan dihadiri oleh segenap mahasiswa aktif IAT Institut AlFithrah (IAF) Surabaya.
Diskusi dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan surah al-fatihah yang dipimpin oleh saudara Abd Hamid Majid mahasiswa IAT semester 8 juga selaku demisioner. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh saudara Faiksan. “bertakwalah kalian kepada Allah dalam segala urusan dengan menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan kepada-Nya, wajib terhadap perintah-perintah-Nya serta beribadah menyembah kepada-Nya seakan-akan kalian melihat-Nya. Juga, ucapkanlah perkataan yang benar dan hak menyangkut semua urusan kalian, termasuk di dalamnya adalah ucapan kalimat tauhid, “laa ilaaha illallaahu,” dan mendamaikan di antara manusia. Selanjutnya, Allah SWT menjanjikan mereka dua hal atas dua perilaku tersebut, yaitu melakukan amal baik dan berbicara dengan perkataan yang jujur dan benar.”. Tuturnya dalam diskusi tersebut.
Setelah penjelasan materi tersebut dirasa cukup, moderator mengambil alih waktu dan memberi kesempatan kepada audiens bertanya. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan. Namun, untuk mempersingkat waktu hanya beberapa pertanyaan saja yang ditanggapi.
Diujung diskusi, saudara Abdus Somad Mahasiswa Ilmu Tasawuf Semester 8, juga selaku demisioner yang hadir memberikan beberapa tanggapan dari hasil diksusi tersebut, salah satu tanggapannya adalah “apasih nilai penting dalam qaul/ucapan/perkataan. Ada apa dengan lisan?, kenapa kok sampai dibahas dalam al-Qur’an.?”. tuturnya “orang yang bertakwa harus berkata yang baik dan juga bertutur kata yang lembut. Sebagaimana dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin dijelaskan bahwa ternyata lisan adalah penterjemah apa yang terlintas dihati dan akal (penggiring opini). Kita tidak boleh seenaknya sendiri langsung mengungkapkan, tapi perlu direduksi terlebih dahulu apakah ucapan kita ini akan menyakiti orang lain atau tidak” lanjutnya.
“Karena lisan adalah penterjemah apa yang ada dihati dan akal, maka berhati-hatilah dalam berucap. Sama seperti api membakar kayu yang langsung hancur lebur, maka lisan yang kita ucapkan juga akan seperti itu, lisan yang menyakiti hati orang lain juga akan membakar amal baik yang telah kita lakukan. Oleh karena itu, dengan menjaga lisan kita bisa untuk semakin baik amal ibadah terjaga dan bertambah tidak malah terbakar habis”. Tutur saudara Abdus Somad
Saudara Aldi Pratama Putra mahasiswa IAT semester 6, selaku Ketua HIMAPRODI IAT juga ikut menanggapi, bahwa ucapan itu seperti anak panah yang tidak akan melesat dari sasaran. Oleh karenanya, penting sekali untuk menjaga ucapan. Sebagaimana dawuh Romo Yai Asrori Al-Ishaqi RA “Setiap tempat ada perkataan dan setiap perkataan ada tempatnya”.
Forum diskusi penutup kajian rutinan HIMAPRODI IAT berjalan dengan khidmat, kemudian ditutup pada pukul 12.00 wib dengan pembacaan Kafarah al-Majlis bersama-sama.