Kampus al Fithrah untuk pertama kalinya memiliki dosen tetap bergelar Doktor. Selamat Doktor Iksan! Semoga berkah dan bermanfaat untuk seluruh civitas akademika STI Al Fithra khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Iksan, dalam sidang promosi (16/07/2018) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta yang sekaligus ketua PBNU itu, Iksan menyatakan bahwa pemilihan kitab kuning tidaklah dilakukan secara random (acak) tapi dilakukan dengan tujuan tertentu, yaitu dilakukan untuk mentransformasikan ideologi Islam Tradisional melalui ragam cabang keilmuan di pesatren yaitu fikih, usul fikih, tafsir, ilmu tafsir, hadis, sejarah, akidah, dan akhlak tasawuf. Sedikit menambahkan, Iksan menyatakan bahwa al-Jilani bersama al-Ghazali lebih berpengaruh di pesantren Indonesia dibanding Junaid al-Baghdadi. Kitab al-Ghazali dan al-Jilani banyak ditemui dibanding kitab Junaid al-Baghdadi yang hanya didapat dari komentar orang lain.
Dalam disertasinya, Iksan juga memaparkan pada bagaimana sistem kepemimpinan dilakukan di pesantren, apa dibalik kurikulum pesantren yang diajarkan, bagaimana mereka merespons upaya intervensi negara, dan bagaimana mereka mentransformasikan idealitas mereka dalam dunia kekinian.
Sedangkan dalam relasi pesantren dengan pemerintah Indonesia, di hadapan 7 guru besar berbagai bidang tersebut Iksan menyampaikan bahwa pihak pesantren salaf mengambil jarak dari sistem walau akhirnya jarak itu sekarang telah semakin dekat. Relasi antar keduanya juga membaik belakangan ini. Walau begitu, Iksan menyatakan bahwa yang lebih mempengaruhi sikap pesantren terhadap negara bukanlah intervensi negara yang bersifat direct (langsung) tapi lebih pada kebutuhan masyarakatnya yang cenderung berkembang.
Dr. Iksan juga menemukan bahwa terdapat perbedaan antara pembelajaran di pesantren salaf 30 tahun yang lalu dengan pesantren salaf yang sekarang. Jika dahulu semua pembelajaran berjalan secara konvensional maka sekarang pesantren lebih transformatif dengan cara pengadaan kelas matrikulasi, akselerasi, dan pengembangan metode pembelajaran yang berbasis konten dibanding berbasis judul kitab. Sekali lagi, selamat Pak Doktor! Semoga bisa menginspirasi civitas akademika STAI Al Fithrah lainnya.
Sumber Foto: Farid Indria Mubarok @ Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta