Pemikiran kritis mahasiswa merupakan bekal untuk membangun sumber daya manusia unggul dan berdaya saing. Memiliki kemampuan berfikir kritis dapat lebih baik untuk memecahkan suatu permasalahan. Dimana kita Mampu mengambil keputusan lebih cepat dan tepat. Mampu menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang. Kali ini, Mahasiswa MPI berkesampatan mengikuti kegiatan diskusi antar mahasiswa prodi, yang di kemas dengan Meja Bundar Memanggil. Tema kali ini ialah “Chat GPT dan Dampaknya bagi Mahasiswa”.
OpenAI membuat sebuah platform yang dapat mendeteksi teks buatan platform kecerdasan buatan (AI) ChatGPT bernama ‘The Classifier’. Chat GPT berbasis AI yang cukup viral di media sosial ini katanya bisa menggantikan peran manusia dalam membuat teks buatan dengan bantuan AI. Kamu tau ga kalo ternyata ChatGPT ini mendapatkan dukungan berupa investasi yang besar dari Microsoft sebesar US$10 miliar atau sekitar Rp150 triliun untuk OpenAI.
Chat GPT dipercaya banyak memberikan manfaat untuk Mahasiswa. karena bisa membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas dengan cepat. lagipula teks buatan yang dihasilkan AI Chat GPT Cenderung lebih mudah di fahami karena menggunakan bahasa manusia sehari-hari. Lalu, dengan adanya Chat GPT juga bisa membantu menghemat waktu dalam mengerjakan sesuatu.
Di sisi lain, dampak dari kemudahan yang ditimbulkan oleh AI ini bisa mengakibatkan Mahasiswa jadi malas untuk berfikir dalam mengerjakan tugas dan cenderung mengandalkan platform ini, sementara AI memiliki pemahaman yang terbatas dan jawaban yang diberikan tidak selalu sesuai. Seperti yang di katakana teman mahasiswa yaitu Danish dan Agym, mahasiswa MPI semester 2, yakni “kita dapat menggunakan platform AI, namun harus dengan prinsip, jangan di gunakan terlalu sering serta tidak kecanduan”. Dampak lain yang ditimbulkan, Mahasiswa akan kehilangan indera berpikir kritisnya dalam menyikapi hal disekitarnya karena sudah bergantung pada kecanggihan AI. Penulis-LZ (Mahasiswa STAI Al Fithrah)