Surabaya — Transformasi dakwah Islam memasuki babak baru di tengah arus digitalisasi dan budaya scroll and skip yang melekat pada Generasi Z. Melihat tantangan ini, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Institut Al Fithrah Surabaya menggelar Collaborative Lecture bertajuk “Generasi Z dan Algoritma: Dakwah yang Relevan di Tengah Budaya Scroll dan Skip” pada Selasa, 17 Juni 2025 melalui Zoom Meeting.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara tiga institusi:
- Program Studi KPI Institut Al Fithrah Surabaya,
- Program Studi KPI IAIN Curup Bengkulu,
- Program Studi KPI UIN Jurai Siwo Lampung.
Dalam sesi pemaparannya, Dede Mercy Rolando, M.Sos. (Sekretaris Prodi KPI UIN Jurai Siwo Lampung), menyoroti pentingnya keragaman metode dakwah di era digital. Ia menjelaskan bahwa pendakwah masa kini perlu menyesuaikan diri dengan kebiasaan konsumsi informasi generasi Z yang cepat, visual, dan selektif. Dakwah tidak lagi cukup disampaikan melalui mimbar tradisional seperti khutbah semata, tetapi perlu menjangkau berbagai media seperti video pendek, reels, carousel, podcast, hingga konten berbasis narasi reflektif.
Dede Mercy Rolando, M.Sos. juga menekankan bahwa keberhasilan dakwah digital sangat dipengaruhi oleh gaya penyampaian, estetika visual, musik latar, dan penggunaan bahasa yang ringan. Selain itu, keterlibatan emosional serta kesesuaian dengan selera dan kebutuhan Gen Z turut menjadi kunci utama. Oleh karena itu, para dai pemula maupun konten kreator dakwah diharapkan mulai memperhatikan aspek-aspek teknis dan psikologis ini dalam mengemas pesan keislaman.
Sementara itu, Dr. Robby Aditya Putra, M.A. (Ketua Prodi KPI IAIN Curup Bengkulu) menambahkan pentingnya personal branding dalam dakwah digital. Menurutnya, seorang dai harus mampu menjawab empat pertanyaan kunci: siapa dirinya, kenapa orang harus mengikuti, apa yang ia tawarkan, dan manfaat apa yang didapatkan audiens. Dr. Robby juga mengenalkan strategi dakwah kekinian seperti newsjacking, trend jacking, hingga electronic word of mouth (e-WOM) untuk memperluas pengaruh dakwah secara organik melalui algoritma media sosial.



Dalam sambutannya, Rektor Institut Al Fithrah Surabaya, Dr. Rosidi, M.Fil.I., memberikan refleksi menarik dari fenomena dakwah digital, “Ada pendakwah selebgram yang punya seratus ribu follower, tetapi di dunia nyata ia justru pendiam.” Fenomena ini menunjukkan bahwa kemampuan membangun eksistensi digital tidak selalu sejalan dengan kapasitas komunikasi langsung. Oleh karena itu, beliau menekankan pentingnya keseimbangan antara penguasaan platform digital dan pengembangan diri sebagai dai yang mumpuni secara substansial.
Acara dipandu dengan hangat oleh Lia Hilyatul Masrifah, S.Th.I., M.A., serta diikuti secara aktif oleh mahasiswa dari ketiga institusi. Diskusi berjalan interaktif, memperlihatkan antusiasme mahasiswa dalam memahami strategi dakwah kontemporer yang relevan di tengah derasnya algoritma digital.
Ketua Prodi KPI Institut Al Fithrah Surabaya, Muhammad Munir, M.Sos., turut hadir dan menutup acara dengan doa sebagai penanda berakhirnya kegiatan ini. Melalui Collaborative Lecture ini, diharapkan lahir generasi dai yang mampu menembus batas-batas ruang digital dengan dakwah yang kreatif, strategis, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.


