Sebanyak 116 santri putri kelas 12 PDF Ulya Al-Fithrah memenuhi Pendopo Ponpes Assalafi Al-Fithrah Surabaya, para santri putri pondok pesantren assalafi Al Fithrah mengikuti acara yang diadakan tim PMB IAF. Acara ini diadakan pada hari Rabu, 15 Januari 2025. Acara yang bertajuk IAF Future Leaders Program 2025 termasuk salah satu upaya kampus IAF untuk terus menjalin silaturahmi dengan PDF Ulya Al-Fithrah Surabaya.
Sitti Sofiyah yang sebagai MC membuka acara tepat pada pukul 12.45 lalu pembacaan tawassul fatihah yang dibacakan oleh Abdul Aziz S. Ud. Membuat para audiens pun khidmat, dan seakan-akan ruh Hadratusy Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqy R.A ikut hadir.

Kepala sekolah PDF Ulya, Hermansyah M. Ag, berterima kasih atas kerja sama yang telah dilakukan IAF kepada PDF Ulya Al-Fithrah, beliau juga mengungkapkan harapannya untuk IAF agar segera menjadi Universitas, hal ini pun ditanggapi oleh rektor IAF Dr. Rosidi M, Fil, I. Yang mengungkapkan “boleh jadi saat kalian (santri putri kelas 12) masuk ke IAF lulusnya sudah bisa menjadi Universitas” ungkapnya pada sambutan.Warek III, Dr. Chafid Wahyudi M, Fil, I. Juga mengungkapkan di dunia digital pastinya tidak lepas dari konten kreator, public speaking, dan literasi.
Warek III juga mengomentari tentang kurangnya literasi di Indonesia. Bahkan beliau sangat miris dengan keadaan tersebut, di lingkungan kampus IAF sendiri sudah sangat sehat, hal ini bisa dilihat dari literasi para dosen yang sering menulis.
Sejalan dengan pendiri ponpes Assalafi Al-Fithrah yang literasinya tinggi Warek III berharap dan memberikan motivasi “jika Kyai Asrori bisa menulis masa santrinya tidak bisa menulis” dengan hal ini beliau berharap bisa menumbuhkan semangat dalam literasi untuk kedepannya kepada para santri putri kelas 12. Lalu acara selanjutnya adalah penandatanganan MOU dan MOA oleh Hermansyah, M. Ag. Dr. Chafid Wahyudi , M. Fil. I, dan Dr, Abdur Rasyid, M. Fil. I.
Lia Hilyatul Masrifah, S. Th, I., M. A dan Farah Fajriah S.I, Kom,. M. A. yang menjadi pemateri pada siang hari ini dan mengambil tema “creativity workshop in the digital space, content creation and skepticm through media literacy ” kedua pemateri memaparkan hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan medsos, seperti harus lebih aware terhadap hoax-hoax yang banyak bermunculan dan pemateri mengingatkan untuk selalu kritis dalam menanggapi informasi, jangan menelan mentah-mentah. Jika kita hanya menjadi penikmat dalam ber-medsos kita harus lebih bijak dalam menggunakannya.
Pematerinya juga memaparkan bagaimana jika kita menjadi seorang konten kreator, Lia Hilyatul Masrifah mengungkapkan jika menjadi konten kreator kita akan dipaksa menjadi lebih kreatif, konsisten, dan melihat minat viewers. Step untuk menjadi konten kreator juga bisa dengan pertamamemilih tema, kedua tentukan jenis konten, ketiga berapa lama durasinya, keempat endingcreativity dan yang terakhir post.

Pada kegiatan workshop kali ini juga para peserta diajak untuk membuat skema konten setidaknya ada 9 kelompok yang telah dibagi oleh panitia, para peserta sangat antusias dengan kegiatan ini. Ada 2 kelompok yang menang dalam kegiatan pembuatan konten ini yang bertemakan “fomo dalam dunia pondok” dan “jenjang apa saja yang ada di ponpes Assalafi Al-Fithrah”. Setelah itu mereka diberi kesempatan oleh pemateri untuk membuat konten tersebut.
Sembari menunggu kelompok yang membuat konten pemateri membuka Q&A untuk para peserta yang hadir, lalu acara terakhir foto-foto bersama dengan pemateri dan do`a penutup oleh Ustadzah Dianatul Nafiah S, Pd.
Team liputan: LPM Senja